• Posted by : Unknown Minggu, 22 Januari 2017


    Istifham الاستفهام
    وأمَّا الاستفهامُ، فهوَ طَلَبُ العلْمِ بشيءٍ، وأدواتُه الهمزةُ، و(هلْ)، و(ما)، و(مَنْ)، و(متى)، و(أيَّانَ)، و(كيفَ)، و(أينَ)، و(أنَّى)، و(كمْ)، و(أيُّ).
    Adapun yg dikatakan istifham (dlm ilmu ma’ani) adalah, menuntut pengetahuan tentang sesuatu. Adad istifham (alat kata Tanya) berupa
    1. Hamzah
    2. Hal
    3. Maa
    4. Man
    5. Mataa
    6. Ayyaana
    7. Kaifa
    8. Aina
    9. Annaa
    10. Kam dan
    11. Ayyu.

    فالهمزةُ، لطَلَبِ التصوُّرِ أو التصديقِ.
    1. HAMZAH (أ = A)

    Dipergunakan untuk menuntut:
    1. TASHAWWUR (penggambaran/konsepsi)
    2. TASHDIQ (pembenaran nisbat/konfirmasi)

    والتصوُّرُ: هوَ إدراكُ المفرَدِ، كقولِكَ: (أعليٌّ مسافرٌ أَمْ خالدٌ؟)، تَعتقِدُ أنَّ السفَرَ حَصَلَ منْ أحدِهما، ولكنْ تَطْلُبُ تعيينَه؛ ولذا يُجابُ بالتعيينِ، فيُقالُ: (عليٌّ)، مَثلًا.
    Tashowwur (penggambaran) adalah : hal mengetahui mufrad (salah-satu dari dua bagian penisbatan (musnad ataupun musnad ilaih)).
    Contoh kamu berkata:
    “A ‘ALIYYUN MUSAAFIRUN AM KHOOLID?”
    “Apakah yg pergi itu ALI atau KHOLID?” (menanyakan mufrad yg berupa musnad ilaih)
    Kamu meyakini bahwa penisbatan SAFAR/perjalanan telah berhasil terjadi pada salah-seorang keduanya, namun kamu menuntut Ta’yin (penentuan). Oleh karena itu dijawab secara Ta’yin, maka dijawab: “ALI ” –misalnya.

    والتصديقُ: هوَ إدراكُ النِّسبةِ، نحوُ: (أسافَرَ عليٌّ)؟ تَستفْهِمُ عنْ حصولِ السفَرِ وعدَمِه. ولذا يُجابُ بـ (نعم) أوْ (لا).
    Tashdiq (pembenaran) adalah : hal mengetahui nisbat contoh:
    “A SAAFARO ALIY?”
    “Apakah ALI PERGI?” (menanyakan nisbat/hukum perginya Ali)
    Menuntut pengetahuan tentang terjadinya pergi atau tidak, oleh karena itu dijawab “NA’AM=iya” atau “LAA= tidak”

    والمسؤولُ عنه في التصوُّرِ ما يَلِي الهمزةَ، ويكونُ لهُ معادِلٌ يُذْكَرُ بعدَ (أمْ)، وتُسَمَّى متَّصِلَةً.
    Suatu yang dipertanyakan (dg adat istifham hamzah) dalam hal tashowwur yaitu lafazh yang mengiringi hamzah, kemudian ada lafazh Mu’adil (pertimbangan) yang disebut setelah أم (AM=ataukah) dan dinamakan AM MUTTASHILAH.

    فتقولُ في الاستفهامِ عن المسْنَدِ إليه: (أَأَنْتَ فعلْتَ هذا أَمْ يُوسفُ؟(
    Contoh dalam istifham tentang musnad ilaih :
    أَأَنْتَ فعلْتَ هذا أَمْ يُوسفُ؟
    “A ANTA FA’ALTA HADZA AM YUSUF?” = “apakah KAMU yg mengerjakan ini ataukah YUSUF?”

    وعن المسْنَدِ: (أَرَاغِبٌ أنتَ عن الأمْرِ أَمْ راغبٌ فيه؟(
    Contoh istifham tentang musnad:

    أَرَاغِبٌ أنتَ عن الأمْرِ أَمْ راغبٌ فيه؟
    “A ROOGHIBUN ANTA ‘ANIL-‘AMRI AM ROOGHIBUN FIIHI?” = “apakah KAMU MEMBENCI perkara itu, ataukah KAMU MENYUKAI-nya?”

    وعن المفعولِ: (أَإِيَّايَ تَقْصِدُ أَمْ خالدًا؟(
    Contoh istifham tentang maf’ul:
    أَإِيَّايَ تَقْصِدُ أَمْ خالدًا؟
    A IYYAAYA TAQSHIDU AM KHOOLIDAN?
    Apakah KEPADAKU kamu bermaksud, ataukah KEPADA KHOLID?

    وعن الحالِ: (أراكبًا جئتَ أَمْ ماشيًا؟)
    Contoh istifham tentang haal
    A ROOKIBAN JI’TA AM MAASYIYAN? = apakah BERKENDARAAN kamu datang, ataukah JALAN KAKI?

    وعن الظرْفِ: (أيومَ الخميسِ قَدِمْتَ أَمْ يومَ الجمُعَةِ؟( وهكذا
    Contoh istifham untuk zhorof (waktu/tempat)
    A YAUMUL-KHOMIISI QADIMTA AM YAUMAL-JUM’ATI? = apakah HARI KAMIS kamu datang, ataukah HARI JUM’AT?
    Demikian juga untuk ta’alluq2 istifham yg lain. (misal jar-majrur, maf’ul mutlaq, liajlih dan sebaginya disebut dalam kitab yg lebih detil)

    .وقدْ لا يُذْكَرُ المعادِلُ، نحوُ: (أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا؟)، (أَرَاغِبٌ أنتَ عن الأمْرِ؟)، (أإيَّايَ تَقْصِدُ؟)، (أراكبًا جئتَ؟)، (أيومَ الخميسِ قَدِمْتَ؟(
    Terkadang tidak menyebut Mu’adil (tapi tetap disebut IDROK TASHOWUR bukan IDROK TASHDIQ dengan mengira-ngira ada mu’adil sebagaimana contoh tersebut diatas).
    Contoh :
    A ANTA FA’ALTA HADZA? = apakah KAMU yg mengerjakan ini?
    A ROOGHIBUN ANTA ‘ANIL-AMRI? = apakah kamu MEMBENCI perkara itu?
    A IYYAAYA TAQSHIDU? = apakah KEPADAKU maksudmu?
    A ROOKIBAN ANTA? = apakah BERKENDARA kamu datang?
    A YAUMAL-KHOMIISI QODIMTA? = apakah DI HARI KAMIS kamu datang?

    والمسؤولُ عنه في التصديقِ النِّسبةُ. ولا يكونُ لها معادِلٌ، فإنْ جاءتْ (أمْ) بعدَها قُدِّرتْ منْقَطِعَةً، وتكونُ بمعنى (بلْ).
    Hal yg ditanyakan di dalam tashdiq yaitu nisbat, dan tidak ada Mu’aadil. Apabila terdapat أم (am) setelahnya, maka diakdir sebagai AM MUNQOTI’ (Am Munfashilah) dan mempunyai arit BAL = Bahkan.
    و (هلْ) لطلَبِ التصديقِ فقطْ، نحوُ: (هلْ جاءَ صديقُكَ)؟ والجوابُ: (نعم) أوْ (لا) ولذا يَمتَنِعُ معها ذِكْرُ المعادِلِ، فلا يُقالُ: (هلْ جاءَ صديقُك أمْ عدوُّك؟(
    2. HAL (هل)

    Berfungsi untuk menuntut TASHDIQ saja. Contoh:
    HAL JAA-A SHODIIQUKA? = apakah temanmu telah datang? dan sebagai jawabannya adalah : NA’AM atau LAA.
    Oleh karenanya dilarang menyebut Mu’aadil, maka jangan mengatakan :
    HAL JAA-A AHODIIQUKA AM ‘ADUWWUKA?

    و (هل) تُسمَّى بسيطةً إن استُفْهِمَ بها عنْ وجودِ شيءٍ في نفسِه، نحوُ: (هَلِ العَنْقَاءُ موجودةٌ؟). ومركَّبةً إن استُفْهِمَ بها عنْ وجودِ شيءٍ لشيءٍ، نحوُ: (هلْ تَبِيضُ العَنْقَاءُ وتُفْرِخُ؟)
    HAL dinamakan Basithah jika dipakai untuk mempertanyakan adanya sesuatu dalam zatnya. Contoh HAL AL-‘UNQO-U MAUJUUDUN? = apakah BURUNG UNQA’ itu ada? (burung mitos berkepala dan bersayap seperti garuda dan berbadan spt singa).
    Dan dinamakan Murokkab jika dipakai untuk mempertanyakan adanya sesuatu didalam sesuatu. Contoh. HA TABYADHDHU AL-UNQO’ WA TUFRIKHU? = apakah BURUNG UNQA’ itu BERTELUR DAN MENETAS? (disebut murokkab sbb mempertanyakan keberadaan burung unqa’ tentang bertelur dan menetas).
    و(ما) يُطْلَبُ بها شرحُ الاسمِ، نحوَ: ما العَسْجَدُ أو اللُّجَيْنُ؟ أوْ حقيقةُ الْمُسمَّى، نحوُ: (ما الإنسانُ؟) أوْ حالُ المذكورِ معها، كقولِك لقادِمٍ عليك: (ما أنتَ؟)
    3. MAA (ما)
    Digunakan untuk mempertanyakan keterangan/penjelasan suatu nama. Contoh:
    MAA AL’ASJAD AW LAJAIN? = apa itu asjad? atau lajain? (asjad=emas, lajain=perak). Atau mempertanyakan hakikat sesuatu yg diberi nama. Contoh: MAA AL-INSAN? Apa itu manusia? Atau mempertanyakan hal-ihwal lafal yg disebut bersama MAA. Contoh kamu berkata pada orang yg datang padamu: MAA ANTA? = siapa kamu? (jawab: Tamu, atau Utusan Raja)
    و (مَن) يُطلَبُ بها تَعيينُ العُقلاءِ، كقولِك: (مَنْ فَتَحَ مِصْرَ؟)
    4. MAN (من)

    Menuntut menentukan suatu yang berakal, contoh: MAN FATAHA MISHRO? Siapa yg menaklukkan Mesir? (jawab: Amr bin ‘Ash)

    و(متى) يُطْلَبُ بها تَعيينُ الزمانِ، ماضيًا كانَ أوْ مستَقْبلًا، نحوُ: (متى جِئْتَ؟) و(متى تَذْهَبُ؟)
    5. MATAA (متى)

    Menuntut menentukan zaman baik madhi (telah lewat) atau istiqbal (akan datang). Contoh:
    MATAA JI’TA? Kapan kamu datang? MATAA TADZHABU? Kapan kamu akan pergi

    و(أيَّانَ) يُطْلَبُ بها تَعيينُ الزمانِ المستَقْبَلِ خاصَّةً، وتكونُ في موضِعِ التهويلِ، كقولِه تعالى: {يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ}؟
    6. AYYAANA (أيان)

    Menuntut menentukan zaman istiqbal scara khusus, dan digunakan suatu yg luar biasa. Contoh Firman Allah:
    YAS’ALU AYYAANA YAUMUL QIYAAMATI? = ia bertanya bilakah hari kiamat

    و(كيفَ) يُطْلَبُ بها تعيينُ الحاِل، نحوُ: (كيفَ أنتَ)
    7. MATAA (متى)

    Menuntut menentukan hal keadaan. Contoh:
    KAIFA ANTA? Bagaimana keadaan kamu?

    و(أينَ) يُطْلَبُ بها تعيينُ المكانِ، نحوُ: (أينَ تَذْهَبُ؟(
    8. AINA (أنى)

    Menuntut menentukan tempat. Contoh:
    AINA TADZHABU? = kemana kamu pergi?

    و(أنَّى) تكونُ بمعنى (كيفَ)، نحوُ: {أَنَّى يُحْيِـي هَـذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا}؟ وبمعنى (مِنْ أينَ)، نحوَ: {يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَـذَا}؟ وبمعنى (متى)، نحوُ: (زِدْ أنَّى شئتَ؟(
    9. ANNAA أنى

    1. Sama dengan ma’na KAIFA. Contoh :
    ANNAA YUHYII HADZIHI ALLAAHU BA’DA MAUTIHAA?
    Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?
    2. sama dengan ma’na MIN AINA. Contoh:
    YAA MARYAMU ANNAA LAKI HADZAA?
    Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?
    3. Sama dengan ma’na MATAA. Contoh:
    ZID ANNAA SYI’TA?
    Tambahkan kapankah kamu suka?.
    و(كمْ) يُطلَبُ بها تَعيينُ عددٍ مبْهَمٍ نحوُ:{كَمْ لَبِثْتُمْ}؟
    10 KAM (كم)
    Menuntut untuk menentukan jumlah/hitungan yg samar. Contoh:
    KAM LABITSTUM?
    Berapa lama kalian tinggal?
    و(أيُّ) يُطْلَبُ بها تمييزُ أحَدِ المتشاركيْنِ في أمْرٍ يَعمُّهما، نحوُ: {أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا}؟
    ويُسأَلُ بها عن الزمانِ والمكانِ والحالِ والعددِ والعاقلِ وغيرِه، حسَبَ ما تُضَافُ إليه.
    11. AYYU (أي)

    Menuntut untuk membedakan satu dari dua kemungkinan didalam perkara yg mengumumi pada keduanya. Contoh:
    AYYU-LFARIIQOINI KHOIRUN MAQOOMAN?
    Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya?

                                Kalimat Tanya
                Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan dengan intonasi menaik pada suku kata akhir. Dalam bentuk tulis ditandai
    dengan tanda tanya (?). Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut.
    1. Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa,  dan lain-lain.
       Contoh :
        - Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
        - Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?
    2. Penggunaan kata bukan atau tidak
        Contoh :
        - Bukankah ini tas yang kamu bawa?
        - Ini hasil ulanganmu, bukan?
        - Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?
    3. Penggunaan klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP PS
        Contoh :
       1.a. Ia lulus tahun ini.
       1.b. Luluskah ia tahun ini?
       2.a. Ia sudah pulang?
       2.b. Sudah pulangkah ia?

    4. Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir
        Contoh :
        - Ayahnya terlibat perampokan .
        - Ayahnya terlibat perampokan?
        - Dia pergi ke luar negeri.
        - Dia pergi ke luar negeri ?
    Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya
    1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
    Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya
    konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada
    orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang
    sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta
    penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya
    dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
    Contoh kalimat tanya klarifikasi:
    1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
    2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
    3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
    4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?
    Contoh kalimat tanya konfirmasi:
    1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
    2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
    3. Apakah ini kunci mobil saudara?
    4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?
    2. Kalimat Tanya Retoris
    Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
    Contoh kalimat retoris :
    1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
    2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
    3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
    4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
    5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
    6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
    7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau
        bukan kita?

    3. Kalimat Tanya Tersamar
    Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah bentuk kalimat Tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar, penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.
    Contoh :
    1. Tujuan meminta:
        - Bolehkah saya tahu siapa namamu?
        - Dapatkah kamu menolong saya?
    2. Tujuan mengajak:
        - Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
        - Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
    3. Tujuan memohon:
        - Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
        - Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
    4. Tujuan menyuruh:
        - Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
        - Maukah kamu membuatkan kue bolu?
    5. Tujuan merayu:
        - Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
         - Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
    6. Tujuan menyindir:
        - Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
        - Begini caranya kamu berterima kasih?
    7. Tujuan menyanggah:
        - Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
        - Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
    8. Tujuan meyakinkan:
        - Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
        - Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
    9. Tujuan menyetujui:
        - Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
        - Apa pantas hal ini saya abaikan?

    4. Jenis Kalimat Tanya Biasa
    Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi.
    Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya.
    Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what
    (apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan
    how (bagaimana).
    Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
    - Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
    - Dari mana asal api?
    - Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
    - Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
    - Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
    - Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barangnya dari
      kebakaran itu?
    Berikut ini jenis kata tanya yang biasa dipergunakan.
    1. mempertanyakan barang : apa
    2. mempertanyakan orang : siapa
    3. mempertanyakan pilihan : mana
    4. mempertanyakan sebab : mengapa
    5. mempertanyakan waktu: kapan dan bila
    6. mempertanyakan tempat : di mana
    7. mempertanyakan arah/tempat yang dituju : ke mana
    8. mempertanyakan tempat asal, arah dari suatu tempat atau milik : dari mana
    9. mempertanyakan keadaan sesuatu atau cara : bagaimana
    10. mempertanyakan bahan  baku : dari apa
    11. mempertanyakan asal milik : dari siapa
    12. mempertanyakan alat  : dengan apa
    13. mempertanyakan yang ikut serta : dengan siapa
    14. mempertanyakan tujuan melakukan suatu perbuatan : untuk apa
    15. mempertanyakan orang yang dituju : untuk siapa
    16. mempertanyakan jumlah : berapa




    Pengertian
    Kata yang memiliki arti sama dalam istifham dan kata Tanya di mana
    Persamaan
    Perbedaan
    Dari segi pengertian


    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2025 - expresi top

    expresi top - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan